HB Jassin, atau H.B. Jassin, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah sastra Indonesia. Lahir dengan nama Hans Bague Jassin pada 13 Juli 1917 di Gorontalo, Jassin dikenal sebagai "Paus Sastra Indonesia" karena kontribusinya yang sangat besar dalam dunia sastra, baik sebagai kritikus, editor, maupun akademisi.
Sejak muda, Jassin sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia literasi. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Gorontalo, ia melanjutkan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Manado, kemudian ke Algemene Middelbare School (AMS) di Batavia (sekarang Jakarta). Di sini, kecintaannya pada sastra semakin berkembang, dan ia mulai menulis serta menerjemahkan karya-karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia.
Peran utama Jassin dalam dunia sastra Indonesia dimulai ketika ia bergabung dengan Balai Pustaka, penerbit nasional Indonesia, pada tahun 1940. Di Balai Pustaka, ia bertindak sebagai editor dan membantu menerbitkan karya-karya penting dari sastrawan Indonesia, seperti Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, dan Mochtar Lubis. Melalui posisinya ini, Jassin menjadi penentu arah dan kualitas karya sastra yang diterbitkan di Indonesia.
Tidak hanya itu, Jassin juga aktif menulis kritik sastra. Karyanya yang paling terkenal adalah "Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai," yang terdiri dari beberapa volume. Dalam buku ini, Jassin menganalisis dan mengkritik karya-karya sastra Indonesia modern, memberikan pandangan mendalam yang membantu pembaca memahami konteks dan nilai dari karya-karya tersebut. Gaya penulisannya yang lugas dan jernih membuat kritik-kritiknya mudah dipahami, bahkan oleh pembaca awam.
Jassin juga dikenal sebagai pendiri dan editor majalah sastra "Horison," yang didirikan pada tahun 1966. Majalah ini menjadi wadah bagi sastrawan muda Indonesia untuk mempublikasikan karya-karya mereka. Melalui "Horison," Jassin tidak hanya membantu mempopulerkan karya-karya sastra berkualitas, tetapi juga mendorong munculnya generasi baru sastrawan Indonesia.
Namun, peran Jassin dalam dunia sastra tidak berhenti di situ. Ia juga terlibat dalam dunia akademis sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Di sini, ia mengajar dan membimbing banyak mahasiswa yang kelak menjadi sastrawan dan kritikus sastra terkemuka. Pengaruhnya di dunia akademis ini memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh utama dalam sejarah sastra Indonesia.
Kontribusi Jassin tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Karyanya dalam menerjemahkan dan memperkenalkan sastra Indonesia ke dunia internasional membuatnya dikenal sebagai duta sastra Indonesia. Ia sering diundang untuk berbicara di konferensi sastra internasional dan menjadi anggota berbagai organisasi sastra dunia.
HB Jassin meninggal dunia pada 11 Maret 2000, namun warisannya terus hidup melalui karya-karya yang telah ia kritik, edit, dan publikasikan. Perpustakaan pribadi Jassin, yang berisi koleksi buku dan manuskrip langka, kini menjadi bagian dari Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Jakarta. Pusat dokumentasi ini menjadi sumber penting bagi peneliti dan pecinta sastra yang ingin mempelajari lebih dalam tentang sejarah dan perkembangan sastra Indonesia.
Sebagai maestro sastra, HB Jassin telah memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi perkembangan sastra Indonesia dan dunia. Melalui kritik, editan, dan ajarannya, ia telah membantu membentuk wajah sastra Indonesia modern dan mengangkatnya ke panggung dunia.
Penyusun: Tim Literasi Skavela
Sumber gambar: google.com
Topik: Mengenal Tokoh Sastra
Comments powered by CComment