Belajar. Satu kata biasa yang memiliki makna luar biasa bagi manusia. Satu kata yang mengejawantahkan pemahaman manusia dalam setiap peri kehidupannya.
Lantas apakah belajar itu?
Saya mencoba bertanya kepada menu kecerdasan buatan milik google, dalam hitungan belum sedetik, beberapa alternatifjawaban muncul.
"Belajar adalah proses untuk mengubah tingkah laku seseorang melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini bisa berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap."
Ternyata belajar itu perubahan terhadap diri. Perubahan yang terjadi dapat berupa perilaku atau sikap, kompetensi atau keahlian. Nilai menjadi pelengkap saat norma menjadi perasa dalam perubahan tersebut. Positif dan negatif. Menjadi lebih baik atau lebih buruk, lebih sederhana atau lebih rumit.
Perubahan diri terjadi karena informasi yang bertambah dalam ruang berpikir seseorang. Ruang yang bertambah dengan pengaruh akibat pergaulan langsung manusia dengan manusia lain, atau pengaruh informasi yang diperolehnya dari nonmanusia, seperti buku, sumber audio, atau sumber visual.
Style atau gaya belajar akan memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk memilih model ternyamannya dalam belajar, apakah media suara (audio), media gambar (visual), pengalaman langsung (kinestetik), atau bisa jadi gabungan di antara ketiganya. Hal ini sebanding dengan pergaulan. Tipe-tipe manusia akan cenderung memilih kelompok yang menurutnya seide dan dapat membawa kenyamanan dalam lingkungan pergaulan. Pola berpikir, pengetahuan, ketertarikan terhadap bidang tertentu akan mempengaruhi seseorang dalam memilih pergaulan. Karena secara sadar dan tidak sadar, pergaulan akan mewarnai perubahan pola pikir dan menentukan ujung postif dan negatifnya. Yang menjadi kendala adalah saat pengetahuan awalnya tidak dibangun di atas pondasi yang tepat, maka hasil belajar yang terjadi bersifat meniru lingkungan tanpa disertai rasa kemanusiaan yang seharusnya.
Jika manusia telah menemukan jati dirinya, ia takkan berhenti mencari tahu karena sesungguhnya ia menyadari bahwa dirinya hanya tubuh dengan jiwa yang tidak tahu apa-apa. Lantas apakah kita akan berhenti belajar?
Sumber ilustrasi: Meta Ai
Ide Kreatif: Tim Literasi
Topik: Belajar Sepanjang Hayat
Comments powered by CComment